Jakarta, analisapublik.id – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ina Agustina Isturini mengatakan saat ini pemerintah telah menyusun enam strategi untuk mengentaskan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pada 2030.
Strategi yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia tersebut merupakan komitmen pemerintah dalam mendukung kebijakan dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melalui melalui “The Global Strategy for Dengue Prevention and Control 2012-2020 dan A Road Map for Neglected Tropical Diseases (NTDs) 2021-2030: Zero Dengue Death by 2030”.
“Dengan telah ditentukannya target nol kematian akibat Dengue pada tahun 2030, Indonesia telah menyusun enam strategi nasional dalam penanggulangan Dengue,” kata Ina Agustina Isturini melalui video conference di Jakarta, Kamis.21/11
Enam langkah strategis yang diyakini dapat berhasil itu antara lain penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan, kemudian peningkatan akses dan mutu tatalaksana Dengue, serta penguatan surveilans Dengue yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsif.
Selanjutnya adalah peningkatan pelibatan masyarakat yang berkesinambungan, penguatan komitmen pemerintah, kebijakan manajemen program, dan kemitraan. Kemudian yang tidak kalah penting adalah pengembangan kajian, intervensi, inovasi, dan riset, sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.
Tidak hanya pada enam strategi tersebut, kata dia, pemerintah juga menghadirkan berbagai inovasi seperti Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan serentak meluangkan waktu 10 menit pada pukul 10.00 selama minimal 10 minggu setiap hari Minggu untuk melaksanakan 3M Plus, dan kegiatan lain untuk mencegah penularan infeksi Dengue.
Selanjutnya adalah terdapat dua vaksin Dengue yang telah mendapat izin edar dari Badan POM RI, yang sementara ini dapat digunakan menjadi vaksinasi dengan skema pilihan atau berbayar, bekerja sama dengan pihak organisasi profesi di Indonesia.
“Saat ini sedang dilakukan kajian dan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) untuk dapat digunakan pada program pengendalian Dengue secara luas berskala nasional,” ucapnya.
Untuk inovasi yang terakhir yang sedang dilakukan adalah pemanfaatan inovasi vektor berupa teknologi nyamuk Aides aegypti ber-Wolbachia yang dalam penelitian di Yogyakarta dan di negara-negara lain seperti Brasil, Australia, Vietnam, dan lain-lain, sudah terbukti efektif untuk pencegahan Dengue.
“Saat ini sedang dilakukan pilot implementasi Wolbachia di lima kota, sebelum diperluas dalam skala nasional, yaitu di Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Tangerang, Kota Bontang, dan Kota Kupang,” ujar dia.
Untuk diketahui bersama, pada tahun 2024 jumlah kumulatif kasus DBD di Indonesia sampai dengan minggu ke-45 adalah 217.019 kasus. Incidence Rate (IR) sekitar 77,55/100.000 penduduk dan terdapat 1.255 kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,58 persen. ( wa/ar)