Jakarta, analisapublik.id -Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk tidak menaikkan tarif listrik bagi seluruh pelanggan PT PLN (Persero) pada triwulan IV (Oktober-Desember) 2025. Keputusan ini diambil untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah kondisi ekonomi saat ini.
“Untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah memutuskan tarif listrik tetap atau tidak naik,” ujar Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Tri Winarno, di Jakarta.
Meskipun berdasarkan hitungan parameter ekonomi makro seperti nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia (ICP), inflasi, dan Harga Batu Bara Acuan (HBA) seharusnya ada kenaikan tarif, pemerintah memilih untuk menahannya. Aturan penyesuaian tarif listrik (Tariff Adjustment) bagi pelanggan nonsubsidi sebenarnya dilakukan setiap tiga bulan.
Tidak hanya pelanggan nonsubsidi, tarif listrik untuk golongan pelanggan bersubsidi juga tetap sama. Pelanggan ini termasuk golongan sosial, rumah tangga miskin, industri kecil, serta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Pemerintah berkomitmen menghadirkan listrik yang andal, terjangkau, dan berkeadilan. Dengan mempertahankan tarif listrik hingga akhir tahun ini, kami ingin memberikan kepastian dan menjaga stabilitas bagi masyarakat serta dunia usaha,” tambah Tri.
Terakhir kali penyesuaian tarif dilakukan pada triwulan III-2022 untuk pelanggan rumah tangga 3.500 VA ke atas dan golongan pemerintah. Sementara itu, untuk golongan pelanggan lainnya, penyesuaian terakhir dilakukan pada tahun 2020.
Meskipun tarif tidak naik, Tri Winarno menegaskan bahwa upaya peningkatan keandalan pasokan listrik, perluasan akses, dan transisi energi tetap berjalan. Pemerintah bersama PLN akan terus memperkuat infrastruktur kelistrikan dan mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional ( wa/ar)
