EkbisGaya HidupHeadlinePemerintahan

Pemerintah Tutup Sementara Dapur MBG Bermasalah Usai Kasus Keracunan Massal

151
×

Pemerintah Tutup Sementara Dapur MBG Bermasalah Usai Kasus Keracunan Massal

Sebarkan artikel ini

Jakarta, analisapublik.id Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengumumkan penutupan sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pengelola dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bermasalah. Langkah ini diambil menyusul serangkaian kasus keracunan yang terjadi di berbagai daerah.

“SPPG yang bermasalah ditutup untuk sementara guna dilakukan evaluasi dan investigasi,” ujar Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, dalam Konferensi Pers Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Program Prioritas MBG di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Minggu (28/9/2025).

Evaluasi Menyeluruh Kualitas dan Sanitasi

Fokus utama evaluasi adalah pada faktor kedisiplinan, kualitas, dan kemampuan juru masak di dapur-dapur tersebut. Zulhas menegaskan bahwa evaluasi ini tidak hanya berlaku bagi SPPG yang mengalami insiden, tetapi akan dilakukan di seluruh SPPG secara nasional.

Selain evaluasi juru masak, Zulhas juga mewajibkan seluruh SPPG untuk mensterilisasi total alat makan, serta memperbaiki proses sanitasi secara menyeluruh. Ini mencakup perbaikan pada kualitas air dan alur limbah untuk mencegah kontaminasi.

“Semua dievaluasi dan diinvestigasi,” tegasnya.

Baca Juga:  Tarif Listrik Tetap hingga Akhir Tahun 2025, Pemerintah Jaga Daya Beli Masyarakat

Data Keracunan MBG Capai 70 Insiden

Keputusan ini didasari oleh data dari Badan Gizi Nasional (BGN) yang mengumumkan adanya 70 insiden keamanan pangan, termasuk kasus keracunan, sepanjang periode Januari hingga September 2025. Total penerima MBG yang terdampak mencapai 5.914 orang.

Sebaran kasus keracunan:

Wilayah I (Sumatera): 9 kasus dengan 1.307 korban (termasuk di Lebong, Bengkulu, dan Bandar Lampung, Lampung).

Wilayah II (Pulau Jawa): 41 kasus dengan 3.610 korban.

Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, Nusa Tenggara): 20 kasus dengan 997 korban.

Temuan Bakteri Penyebab Keracunan

Investigasi terhadap 70 kasus keracunan menemukan adanya kandungan berbagai jenis bakteri berbahaya sebagai penyebab utama, antara lain:

E. coli pada air, nasi, tahu, dan ayam.

Staphylococcus aureus pada tempe dan bakso.

Salmonella pada ayam, telur, dan sayur.

Bacillus cereus pada menu mi.

Coliform, PB, Klebsiella, Proteus dari air yang terkontaminasi.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah memerintahkan perkuatan tata kelola Badan Gizi Nasional (BGN) pasca insiden keracunan MBG, sejalan dengan upaya pemerintah pusat dan daerah yang dikoordinasikan Kemendagri dan Kemenkes untuk mengatasi masalah ini. (Wa/ar)