HeadlinePemerintahan

Bukan Sekadar Baca Buku, Festival Literasi Sumenep Ajak Warga “Merawat Tradisi” di Era Digital

114
×

Bukan Sekadar Baca Buku, Festival Literasi Sumenep Ajak Warga “Merawat Tradisi” di Era Digital

Sebarkan artikel ini

Sumenep, Analisapublik.com – Di tengah gempuran era digital yang begitu cepat, Pemerintah Kabupaten Sumenep menghadirkan ruang yang berbeda: ruang untuk merenung, membaca, dan merawat budaya lewat Festival Literasi 2025. Diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumenep, festival ini bukan hanya soal buku, melainkan juga tentang harapan akan lahirnya generasi muda yang cerdas, kritis, dan tetap berpijak pada akar budayanya.

Mengusung tema “Merawat Tradisi, Menggali Inspirasi Lewat Literasi”, Festival Literasi 2025 dibuka secara resmi oleh Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, di kampus Uniba Madura, Senin (22/9/2025).

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan pentingnya literasi sebagai landasan dalam membentuk masyarakat yang tidak hanya cakap membaca dan menulis, tetapi juga mampu memahami informasi, berpikir jernih, serta menjaga karakter di tengah arus digitalisasi yang kian deras.

“Literasi bukan sekadar tentang kata dan kalimat. Ini soal bagaimana kita membentuk pribadi yang kuat di tengah derasnya informasi, hoaks, dan gaya hidup konsumtif,” ungkap Bupati.

Festival ini dirancang untuk semua kalangan. Anak-anak diajak ikut lomba mewarnai, sementara remaja dan mahasiswa bisa mengikuti bedah buku “Berteman dengan Luka Masa Kecil” dan talkshow inspiratif “Membaca Budaya, Menulis Peradaban”. Total, lebih dari 500 peserta terlibat dalam seluruh rangkaian acara.

Baca Juga:  Kemenag Jatim Lakukan Pembinaan ASN Guru di Sumenep , Perkuat Bidang Integritas dan Profesionalisme

Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa menikmati bazar buku dengan diskon hingga 80 persen, yang digelar dua tahap: 22–24 September di Uniba Madura, dan 25–27 September di Dinas Perpustakaan Sumenep.

Menurut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sumenep, Rudi Yulianto, festival ini adalah bagian dari komitmen pemerintah dalam menciptakan ekosistem literasi yang menyenangkan dan berkelanjutan.

“Kami ingin masyarakat melihat literasi sebagai gaya hidup, bukan kewajiban. Lewat buku, kita bisa menjelajah, menggali inspirasi, sekaligus menjaga warisan budaya,” ujarnya.

Yang menarik, Festival Literasi 2025 tidak hanya fokus pada aspek edukatif, tetapi juga menggali kearifan lokal. Tema yang diangkat menjadi pengingat bahwa literasi juga bisa menjadi alat untuk merawat tradisi di tengah gempuran modernitas.

“Melalui literasi, kita membangun jembatan antara warisan budaya dan tantangan zaman,” pungkas Bupati.

(Res)