HeadlinePemerintahan

Wakil Bupati Lumajang Sebut Komunitas Ngobar Jadi Ruang Inklusif Lintas Generasi

133
×

Wakil Bupati Lumajang Sebut Komunitas Ngobar Jadi Ruang Inklusif Lintas Generasi

Sebarkan artikel ini

Lumajang, analisapublik.id – Perubahan seringkali tidak lahir dari ruang-ruang formal dan rapat berprotokol, melainkan dari meja-meja sederhana. Di Lumajang, ruang diskusi kasual itu bernama Komunitas Ngopi Bareng (Ngobar).

Wakil Bupati (Wabup) Lumajang, Yudha Adji Kusuma, menegaskan bahwa Ngobar telah melampaui identitasnya sebagai komunitas pencinta kopi. Ia kini menjelma menjadi wadah lintas profesi dan lintas generasi yang sangat vital bagi dinamika sosial daerah.

“Kebersamaannya ini luar biasa. Ngobar telah memberi contoh bahwa ruang dialog yang sederhana dapat melahirkan ikatan sosial yang kuat dan ide besar untuk daerah,” ujar Yudha, saat menghadiri perayaan HUT ke-III komunitas tersebut di Café Loji 35, Kabupaten Lumajang, Sabtu (18/10/2025).

Kolaborasi Tanpa Sekat, dari Jurnalis hingga Aparatur
Dalam komunitas ini, sekat-sekat hierarki seolah sirna. Jurnalis, pelaku UMKM, pegiat sosial, hingga aparatur pemerintah duduk bersama, berbagi ide, berdiskusi, dan menyalakan semangat membangun Lumajang yang hangat, terbuka, dan inklusif. Setiap cangkir kopi yang tersaji bukan hanya minuman, tetapi simbol kesetaraan dan semangat kebersamaan.

Wabup Yudha menilai, komunitas seperti Ngobar memainkan peran penting dalam membangun ekosistem partisipatif masyarakat.

“Banyak gagasan besar justru lahir dari ruang kecil seperti ini. Dari obrolan santai yang kemudian berkembang menjadi aksi nyata untuk Lumajang,” tambahnya.

Selama tiga tahun perjalanannya, Ngobar membuktikan bahwa kekuatan sosial tidak selalu lahir dari institusi formal, melainkan dari inisiatif warga yang berlandaskan rasa saling percaya dan kepedulian bersama.

Perubahan Lahir dari Percakapan Tulus
Dalam suasana yang sederhana dan akrab, forum ini menjadi tempat para jurnalis berbagi pandangan tentang berita yang mencerahkan, pelaku UMKM berdiskusi mengenai strategi pemasaran, sementara aparatur pemerintah membahas kebijakan publik yang relevan dengan kebutuhan akar rumput.

Ngobar menjadi potret nyata kolaborasi sosial tanpa batas. Di sana, ide tentang Lumajang yang maju dan guyub mengalir tanpa hierarki, tanpa jarak, dan tanpa kepentingan pribadi yang terselubung.

Peringatan Hari Ulang Tahun ke-III komunitas ini berlangsung hangat dan penuh makna. Tidak ada panggung megah atau seremoni besar, hanya tawa, diskusi, dan rencana kecil yang dirangkai dengan hati. Dari kesederhanaan itulah tumbuh keyakinan bahwa perubahan besar sering kali lahir dari percakapan yang tulus.

Kini, Ngobar telah berkembang menjadi gerakan sosial yang menginspirasi, menghadirkan ruang kebersamaan dan gagasan untuk kemajuan Lumajang.

“Kalau kita bisa duduk bersama, saling mendengar, dan saling menghargai, maka Lumajang akan semakin kuat karena tumbuh dari rasa memiliki bersama,” pungkas Yudha.

(Res)