Jakarta, mediakorannusantara.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal memperkuat regulasi terkait keberlanjutan dalam dunia penerbangan sehingga berdampak nyata dalam pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
Demikian disampaikan Menhub Budi Karya Sumadi dalam acara Hub Talks: Future Ready Aviation Professionals, Strategies for Achieving Indonesia Emas 2045, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu.7/9
“Kami di Kementerian Perhubungan berencana untuk memperkuat regulasi terkait keberlanjutan penerbangan guna memastikan bahwa industri ini tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga sejalan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan,” kata Menhub melalui siaran pers dari Biro Komunikasi dan Informasi Publik (BKIP) Kemenhub.
Menhub menyatakan aspek keberlanjutan dalam industri penerbangan harus terus diperhatikan. Menurutnya, penerbangan adalah salah satu sektor yang berkontribusi signifikan terhadap emisi GRK.
“Oleh karena itu, kita harus mulai beralih dari bahan bakar fosil ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Implementasi konsep green aviation dan pengembangan smart airport adalah langkah-langkah konkret yang harus kita dorong ke depan,” kata Menhub.
Menhub juga menekankan pentingnya strategi kolaborasi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor penerbangan untuk membangun industri penerbangan masa depan yang kompetitif.
Selain itu, Kemenhub juga terus mendorong transformasi digital di sektor penerbangan melalui berbagai program pelatihan dan sertifikasi yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan kapabilitas para profesional di bidang tersebut.
“Dengan jumlah penduduk usia produktif yang tinggi, kita memiliki bonus demografi yang dapat menjadi kekuatan utama dalam membangun industri penerbangan yang tangguh dan kompetitif. Kunci untuk mencapai keberhasilan ini adalah dengan meningkatkan kualitas SDM kita melalui upskilling dan literasi digital,” ungkap Menhub.
Ke depan, Kemenhub juga akan fokus pada peningkatan infrastruktur digital di bandara, peningkatan layanan penerbangan, penguatan kerja sama internasional serta memperkuat regulasi dan kebijakan yang mendukung terciptanya ekosistem penerbangan yang inovatif, efisien, dan berkelanjutan.
“Ini semua adalah bagian dari upaya kita untuk memastikan bahwa visi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud,” tutur Menhub.
Pada kesempatan yang sama, Presiden International Civil Aviation Organization (ICAO) Salvatore Sciacchitano melalui tayangan video menyampaikan rencana Indonesia untuk menjadikan Nusantara sebagai ibu kota baru serta pembangunan infrastruktur dengan desain yang berkelanjutan adalah tanda komitmen Indonesia terhadap kemajuan.
“Fokusnya pada transportasi yang cerdas dan berkelanjutan sedang mengubah Indonesia. Ini menjadi contoh bagi negara lain. ICAO bangga dapat bekerja sama dengan Indonesia,” katanya.
Sciacchitano menyatakan ICAO dan negara-negara di dunia terus meningkatkan dunia penerbangan dengan membuat pesawat terbang lebih selamat, aman, dan lebih berkelanjutan.
“Dukungan dan komitmen Indonesia terhadap perlindungan lingkungan, program pelatihan negara berkembang, dan para ahli penerbangan Indonesia di ICAO APAC Regional Office telah berkontribusi positif terhadap pengembangan profesional penerbangan di kawasan Asia Pasifik serta turut mengatasi tantangan mendesak industri penerbangan,” ujarnya.
Sementara itu, Director Regional ICAO Asia and Pasific (APAC) Tao Ma, yang menjadi salah satu narasumber Hub Talks kali ini menyampaikan hasil Audit ICAO terkait pengawasan keselamatan penerbangan, Indonesia telah meraih effective implementation (EI) skor yang baik. Namun, ia mengatakan hal tersebut masih perlu terus ditingkatkan.
Menurut Tao Ma, salah satu rekomendasi yang saat ini dapat dilakukan terkait peningkatan keselamatan sektor penerbangan Indonesia, yaitu melalui peningkatan keterampilan SDM melalui berbagai training.
“Bagaimana rekomendasi terkait keselamatan penerbangan menurut saya training (pelatihan) merupakan satu hal yang perlu kita lakukan,” ucap Tao Ma. ( wa/ar)