HeadlinePeristiwa

Analisis Geologi Gempa Pangandaran senin malam: Subduksi Lempeng Indo-Australia jadi Penyebab

162
×

Analisis Geologi Gempa Pangandaran senin malam: Subduksi Lempeng Indo-Australia jadi Penyebab

Sebarkan artikel ini

Bandung, Jawa Barat, analisapublik.id – Gempa bumi bermagnitudo 5,0 yang mengguncang Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, pada Senin (9/6) malam, dianalisis oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pusat gempa yang berada di laut ini, menurut Kepala Badan Geologi M. Wafid, memiliki karakteristik geologi yang memicu efek guncangan.

Wafid menjelaskan bahwa wilayah sekitar pusat gempa memiliki morfologi beragam, mulai dari dataran, perbukitan, hingga pegunungan terjal. “Sebagian batuan telah mengalami pelapukan, endapan kuarter, dan batuan yang telah lapuk bersifat urai, lepas, lunak, dan belum kompak. Kondisi ini dapat memperkuat efek guncangan dan meningkatkan kerawanan terhadap gempa bumi,” jelas Wafid di Bandung pada Selasa (10/6).

Lebih lanjut, Wafid memaparkan bahwa area tersebut didominasi oleh tanah lunak, sedang, dan keras. Material penyusunnya terdiri dari batuan sedimen tersier, endapan kuarter, dan sebagian batuan pra-tersier.

Badan Geologi mengidentifikasi pola sesar naik (thrust fault) dengan komponen oblique mengiri berarah Barat Laut – Tenggara pada gempa ini. Gempa tersebut berasosiasi dengan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia di selatan Jawa, sehingga tergolong sebagai gempa bumi antar-lempeng.

Berdasarkan catatan BMKG, gempa berkekuatan 5,0 magnitudo tersebut terjadi pada 9 Juni pukul 23.55 WIB. Titik pusat gempa berada di laut, tepatnya pada koordinat 8,08° Lintang Selatan dan 108,72° Bujur Timur, berjarak sekitar 48 kilometer tenggara Kabupaten Pangandaran, dengan kedalaman 47 kilometer.

Wafid menambahkan, guncangan gempa dirasakan di kawasan dengan tingkat kerentanan gempa yang bervariasi, dari rendah hingga tinggi. BMKG melaporkan intensitas guncangan dirasakan III MMI di Kabupaten Pangandaran, serta II–III MMI di wilayah Cilacap, Banyumas, Kebumen, Tasikmalaya, dan Garut.

“Hingga laporan kami susun pada Selasa pagi pukul 06.30 WIB, tidak ada laporan mengenai kerusakan bangunan maupun korban jiwa. Gempa ini juga tidak berpotensi menimbulkan tsunami,” pungkas Wafid.( wa/ar)