Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Aris Purwanto memastikan dua kasus pembunuhan tersebut dipicu masalah pribadi.
“Kedua kasus pembunuhan ini tidak ada hubungannya dengan Pilkada,” katanya saat dikonfirmasi di Surabaya, Kamis sore.
Dua kasus pembunuhan yang terjadi di waktu dan tempat berbeda pada akhir pekan lalu itu menelan tiga korban jiwa.
Pembunuhan pertama terjadi di sebuah rumah Jalan Putat Indah Timur I Surabaya pada Kamis malam, 14 November 2024, yang menewaskan dua orang penghuninya, yaitu Sundari Hartatik, usia 60 tahun, dan putrinya Chyntia Kartika Tjandra (34).
Ibu dan anak itu tewas saat dilarikan ke rumah sakit setelah secara bergantian dibacok menggunakan sebilah pisau oleh pelaku Andy Surotrynoto (68).
Polisi mengungkap pelaku Andy adalah kakak kandung korban Sundari atau paman Chyntia yang dilatarbelakangi motif warisan keluarga.
Kasus pembunuhan kedua terjadi selang tiga hari kemudian, Minggu malam, 17 November, di sebuah rumah Jalan Ngaglik II Surabaya. Korbannya seorang perempuan paruh baya Lindawati (55) yang ditemukan tergeletak bersimbah darah di depan kamar mandi rumah tersebut.
Polisi mengungkap pelakunya Andre Surya (51), kekasih korban yang telah menjalin hubungan asmara selama dua tahun terakhir.
“Motifnya harta. Pelaku Andre menggadaikan perhiasan emas milik korban namun tidak menunaikan kewajiban membayar angsurannya. Kemudian terjadi cekcok. Lalu saat korban berjalan menuju ke arah kamar mandi, dari belakang pelaku memukul kepalanya menggunakan kepingan barbel hingga berkali-kali,” ujar AKBP Aris, menjelaskan.
Kedua pelaku pembunuhan dari dua kasus yang berbeda tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka.
Karena motif dari kedua kasus tersebut dipicu masalah pribadi, Kasat Reskrim AKBP Aris memastikan situasi Kota Surabaya masih terbilang kondusif untuk pelaksanaan Pilkada 2024 yang dijadwalkan berlangsung pada 27 November, atau kurang enam hari lagi.