analisapublik.id – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menuai apresiasi luas atas pidato perdananya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyoroti konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya perdamaian yang adil dan bermartabat bagi kedua belah pihak. Seruan tersebut disambut positif oleh para pemimpin dunia dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang konsisten membela hak rakyat Palestina di forum internasional.
Apresiasi juga datang dari berbagai kalangan dalam negeri termasuk R. Mohammad Ali Zaini, Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Jawa Timur, menilai kepemimpinan Prabowo tidak hanya berani di panggung diplomasi, tetapi juga nyata dalam kebijakan domestik.
“Program Sekolah Rakyat yang dicanangkan Presiden adalah terobosan penting untuk masa depan bangsa. Ini bukti kepedulian terhadap rakyat kecil, terutama generasi muda yang selama ini kesulitan mengakses pendidikan berkualitas,” ujarnya.
Sekolah Rakyat: Akses Pendidikan untuk Semua
Sekolah Rakyat merupakan program pemerintah yang bertujuan memberikan pendidikan gratis dan berkualitas bagi masyarakat kurang mampu. Program ini akan mulai berjalan pada tahun ajaran 2025–2026, dengan 53 lokasi awal di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, Kalimantan, dan Papua.
Pada tahap pertama, pemerintah menargetkan berdirinya 200 sekolah rakyat. Kurikulum tetap mengacu pada standar pendidikan nasional dengan tambahan materi pendidikan karakter dan kepemimpinan.
Sasaran Program
Sekolah Rakyat menyasar:
- Anak-anak putus sekolah
- Masyarakat kurang mampu
- Kaum marjinal dan pekerja anak
- Remaja maupun dewasa yang belum menamatkan sekolah
- Ibu rumah tangga serta lansia yang ingin belajar
Pemerintah juga menyiapkan 41 Sentra dan Balai Kemensos sebagai pendukung fasilitas. Beberapa perguruan tinggi negeri, termasuk Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Negeri Surabaya, turut berkomitmen mendukung implementasi program ini.
Harapan ke Depan
Selain membuka akses pendidikan, program ini diharapkan mampu mengurangi angka buta huruf, meningkatkan keterampilan hidup praktis seperti pertanian, peternakan, dan keterampilan rumah tangga, serta menciptakan sistem pendidikan yang inklusif bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.
Dengan langkah diplomasi di tingkat global dan kebijakan strategis di dalam negeri, Presiden Prabowo Subianto menegaskan arah kepemimpinannya: memperjuangkan keadilan dunia sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. “Ini sungguh langkah yang sangat luar biasa,” ujar Ali Zaini. (wah)











