Penjabat Wali Kota Kediri Zanariah mengemukakan gerakan ini sebagai bagian dari upaya pemerintah kota untuk menciptakan generasi yang sehat sekaligus membudayakan sarapan pagi.
“Menyongsong Indonesia Emas 2045 banyak hal yang harus dipersiapkan mulai dari sekarang. Utamanya dalam penyiapan generasi unggul, generasi berkualitas, berdaya saing, dan mampu membawa Indonesia menjadi pemain utama di tingkat global,” katanya di Kediri, Jumat.6/9
Zanariah mengungkapkan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah saat ini adalah meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, serta infrastruktur pendukung untuk masyarakat.
Pemerintah juga mendorong agar anak muda memiliki mimpi besar, giat belajar, dan produktif. Sehingga, pemerintah juga terus menekan segala penghambat tujuan tersebut.
Menurut dia, salah satunya fenomena yang terjadi adalah masalah anemia dan stunting. Kedua hal ini memiliki keterkaitan. Bahkan, hingga kini penekanan angka stunting tetap menjadi program prioritas di skala nasional.
Ia menjelaskan, sampai saat ini masih ada sekitar 37,44 persen remaja putri di Kota Kediri yang rentan menderita anemia. Selain karena faktor gaya hidup dan pola makan, hal ini juga disebabkan para remaja putri masih belum semuanya rutin mengonsumsi tablet tambah darah.
Data dari Dinkes Kota Kediri mencatat, masih sekitar 87 persen remaja putri yang sudah rutin mengonsumsi tablet tambah darah. Sedangkan anemia merupakan salah satu penyebab terjadinya stunting. Karena disefisiensi zat besi dan nutrisi yang berdampak pada generasi yang akan dilahirkan para remaja putri nantinya.
“Melihat kondisi ini kita perlu berkolaborasi untuk menekan angka stunting dan anemia di Kota Kediri. Termasuk anak-anakku yang hadir di Halaman Balai Kota. Nantinya kalian akan menjadi ibu maka semua harus dipersiapkan sebaik mungkin sejak sekarang,” kata dia.
Pj Wali Kota Kediri menjelaskan anemia dan stunting begitu penting untuk ditangani karena anak yang terkena anemia cenderung mudah lelah dan sulit berkonsentrasi.
Sedangkan anak dengan stunting akan terhambat pertumbuhannya karena kekurangan gizi kronis terutama sejak 1.000 hari pertama kehidupan. Secara tampilan fisik, stunting juga berdampak pada kecerdasan, kemampuan perkembangan kognitif, dan daya tahan tubuh.
Sebagai upaya dalam mencegah kedua kasus tersebut, perlu ada gerakan masif dan keberlanjutan di masyarakat. Khususnya para remaja ibu yang kelak akan menjadi ibu. Salah satunya melalui Gerakan Aksi Bergizi yang telah dilakukan Pemkot Kediri sejak tahun 2022.
Menurut dia, Gerakan Aksi Bergizi ini dilakukan dengan empat intervensi utama, yakni, aktivitas fisik, sarapan pagi bersama menu gizi seimbang, minum tablet tambah darah setiap pekan, dan edukasi kesehatan.
“Saya berharap aksi konsisten dilaksanakan tiap SMP/MTs di Kota Kediri. Karena ini merupakan pembekalan jangka panjang agar para remaja di Kota Kediri semakin sehat, kebutuhan gizi tercukupi, dan kelak dapat lahir pula generasi unggul,” kata dia.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan komitmen pelaksanaan Aksi Bergizi tiap pekan oleh Pj Wali Kota Kediri, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kepala Dinas Kominfo, Kepala Dinas Pendidikan, Plt Kepala Kemenag, serta 41 SMP/MTs di Kota Kediri.
Pada Aksi Bergizi Kota Kediri di Halaman Balai Kota diikuti oleh 300 orang, serta diikuti ribuan pelajar tingkat SMP dan MTs se-Kota Kediri secara daring. ( wa/ar)