Sumenep, analisapublik.id -Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep berupaya keras melestarikan warisan budaya lokal dengan menggelar Festival Permainan Tradisional 2025. Kegiatan ini juga menjadi langkah preventif untuk mengatasi ketergantungan anak pada gawai.
Festival yang bekerja sama dengan Komunitas Kanca Pendidikan (KKP) ini melibatkan 350 pelajar dari Sekolah Dasar (SD) sederajat se-Kabupaten Sumenep. Berbagai permainan rakyat khas Madura dilombakan di Lapangan Trunojoyo Kecamatan Kalianget, termasuk kelereng, gobak sodor, tarik tambang, dakon, bola beklen, dan engklek.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menjelaskan bahwa festival ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi merupakan gerakan edukatif untuk menumbuhkan karakter positif, sportivitas, dan memperkenalkan kembali nilai-nilai budaya kepada generasi muda.
“Festival ini adalah upaya nyata untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai budaya masyarakat kepada generasi muda, khususnya pelajar, sekaligus mencegah ketergantungan pada gawai,” ujar Bupati di Sumenep, Minggu.
Ketua Panitia Penyelenggara dari KKP Sumenep, Herli Wahyudi, menegaskan relevansi permainan tradisional di tengah gempuran teknologi. Menurutnya, permainan ini menyenangkan, penuh makna pendidikan, dan menjadi sarana pembentukan karakter seperti kerja sama, sportivitas, dan empati.
“Kami melaksanakan festival ini sebagai bentuk kepedulian terhadap warisan budaya yang mulai jarang dimainkan, padahal permainan tradisional mengandung nilai kebersamaan yang sangat penting dalam membentuk karakter,” jelas Herli.
Pembukaan festival ditandai dengan simbolis permainan kelereng. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi simbol semangat kebersamaan dan upaya nyata untuk menghidupkan kembali permainan tradisional di tengah arus modernisasi. Para pemenang disediakan hadiah berupa tropi dan uang pembinaan.( wa/ar)






