“Faktanya bapak-ibu tahu, gonjang-ganjing kepemiluan itu lebih banyak bukan pada penyelenggaranya, karena peserta tidak taat aturan itu berinteraksi dengan para penyelenggara,” kata Heddy pada Bimbingan Teknis Penanganan Pelanggaran Kode Etik Badan Ad Hoc Pilkada Tahun 2024 di Manado, Jumat.14/6
Karena itu, menurut dia, kalau integritas penyelenggara negara itu lembek, hasil pemilu kualitasnya pun akan menjadi turun.
“Oleh karena itu saya selalu berpesan terhadap teman-teman sekalian penyelenggara pemilu utamanya yang KPU memiliki kualitas integritas di level tertinggi, tidak bisa kurang sedikit pun,” katanya.
“Siapa pun yang berpengaruh, siapa pun yang mempengaruhi tetaplah pribadi yang utuh, tidak terpengaruh, hanya berpegang teguh pada peraturan perundang-undangan dan kode etik penyelenggara pemilu,” ajaknya.
Memang berat menurut Heddy, karena yang namanya penyelenggara pemilu adalah pemegang mandat terbesar dari undang-undang.
“Dari penyelenggara pemilu utamanya KPU inilah yang akan melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa dari tingkat pusat dan maupun tingkat daerah,” ujarnya.
Personel penyelenggara pemilu nantinya akan berhasil, misalnya di pilkada, bila bisa melahirkan di daerah masing-masing bupati atau wali kota yang sesuai yang dikehendaki rakyat.
“Indikatornya gampanglah kira-kira, KPU-nya berhasil melahirkan pemimpin daerah yang hebat, kalau nanti kepala daerah yang dilahirkan itu tidak ditangkap KPK,” ujarnya.
Mestinya menurut dia, penyelenggara pemilu bangga melahirkan pemimpin yang dikehendaki rakyat, pemimpin-pemimpin yang benar-benar memikirkan dan benar-benar menjalankan aspirasi rakyat.
“Itu semua ada di tangan bapak dan ibu semuanya. Ini akan berlangsung dengan baik kalau pemilu kita berlangsung secara demokratis,” katanya ( wan/an,)