Oleh : Haniya – Mahasiswa S2 PAUD UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA.
BULLYING masih marak terjadi di lingkungan, terkhusus pada suatu lembaga yang didalamnya melibatkan anak – anak aktif berkegiatan, bersosialisasi, berkomunikasi, bertanggung jawab dll. Pendidik dalam suatu lembaga pastinya telah banyak mengajarkan dan memberikan edukasi mengenai bullying terhadap peserta didiknya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa anak akan sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan, diantaranya yaitu teman – teman di lingkungan rumah, pergaulan yang salah ataupun konten – konten yang mereka lihat saat mereka bermain gawai.
Terkhusus pada anak usia dini yang masih perlu pengawasan orang tua untuk memilah hal – hal positif dan negatif dalam hidupnya. Ketika mereka melakukan aktivitas tanpa pengawasan orang tua, mereka akan sangat mudah terpengaruh dengan hal – hal yang menarik untuk dilihat, tanpa mereka tahu apakah itu berdampak baik atau tidak untuk dirinya. Ketika di sekolah mereka akan dengan mudah menerapkan apa yang mereka amati di rumah, karena merasa bahwa di sekolah mereka lebih bebas dan mempunyai banyak teman untuk mengekspresikan apa yang mereka inginkan.
Game merupakan permainan online yang mudah diakses oleh anak untuk mengekspresikan dirinya supaya tidak bosan, game juga merupakan sarana untuk mengisi waktu luang dengan hal – hal menarik yang disuguhkan di dalamnya. Namun hal menarik tersebut juga bisa berdampak negatif pada anak. Terdapat beberapa game yang menyuguhkan permainan dengan cara bermain yaitu memukul atau bertindak kekerasan terhadap lawan mainnya, hal tersebut sangatlah mempengaruhi sifat agresif anak. Mereka kerap menerapkan permainan semacam ini disekolah, pada waktu menunggu jam masuk, pada waktu istirahat bahkan pada waktu menunggu jemputan, permainan ini seolah – olah menjadi permainan yang sangat menarik bagi mereka jika dimainkan bersama teman – temannya di sekolah secara langsung.
Permainan yang cenderung memiliki tindak kekerasan dan ingin mematikan lawan ini, akan sangat asyik bagi mereka yang lalai akan arti batasan perilaku dalam pertemanan. Sifat agresifnya akan muncul untuk memenangkan permainan ini. Jika temannya kalah, lawan main bersama teman – temannya akan mengejeknya, sebaliknya jika yang menang akan selalu diunggul – unggulkan. Tanpa pengawasan orang tua hal ini akan sangat berbahaya terhadap mereka, karena mereka akan lupa dengan arti “teman” dan jika permainan ini hingga menimbulkan cidera, lemahnya mental, kurangnya percaya diri pada anak. Hal tersebutlah yang akan meregangkan persahabatan, pertemanan bahkan persaudaraan pada anak.