Jakarta, analisapublik.id –
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan diimplementasikan pada tahun 2025 juga menyasar ibu hamil dan menyusui serta balita.
Hal itu ia sampaikan dalam Rapat Paripurna Ke-4 DPR RI Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024-2025 di Jakarta, Selasa, guna menanggapi komentar Anggota DPR mengenai Program MBG dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
“Pemerintah sependapat dengan pandangan fraksi mengenai Program Makan Bergizi Gratis yang juga harus menyasar ibu hamil, menyusui dan balita,” kata Sri Mulyani.
Dengan itu, diharapkan Program MBG dapat sekaligus meningkatkan kecukupan gizi, peningkatan kecerdasan anak dan pencegahan stunting.
Pencegahan stunting merupakan kebijakan prioritas pemerintah dalam bidang kesehatan. Untuk tahun depan, pemerintah mencanangkan anggaran kesehatan senilai Rp197,8 triliun.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, tepatnya 2013 hingga 2023, pemerintah telah menurunkan prevalensi stunting dari 37,2 persen menjadi 21,5 persen. Sri Mulyani menyebut kinerja ini perlu untuk terus diakselerasi.
“Penajaman intervensi stunting yang berbasis kewilayahan berfokus pada 12 provinsi prioritas khusus pada aspek pencegahan, yaitu intervensi pada sasaran 1.000 hari pertama kehidupan,” jelas dia.
Dalam Buku II Nota Keuangan Tahun Anggaran 2025, dijelaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis merupakan program yang didesain untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) bermutu dan berdaya saing.
Program Makan Bergizi Gratis yang dilakukan melalui pemberian makan bergizi dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita, dan ibu hamil/menyusui dengan risiko anak stunting.
Pada usia sekolah, selain menjadi penambah nutrisi, Program MBG diharapkan dapat mendorong kehadiran siswa di sekolah sehingga akan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selain itu, untuk mengurangi angka absensi atau putus sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas SDM. Program Makan Bergizi Gratis juga diharapkan dapat berdampak positif terhadap kesehatan dan prestasi akademis para murid.
Penyedia makanan atau dapur umum pada program ini ditargetkan untuk melibatkan UMKM lokal.
Adapun Program MBG dianggarkan sekitar Rp71 triliun atau 0,29 persen terhadap PDB, yang termasuk biaya makanan, distribusi dan operasional lembaga yang menangani Program MBG.
Program ini ditargetkan dapat memberikan efek ekonomi berganda. Selain perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM), MBG diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekitar 0,10 persen dan penyerapan 0,82 juta pekerja melalui pemberdayaan UMKM. ( wa/ar)