SURABAYA, analisapublik.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berkolaborasi dengan Bumbi, sebuah gerakan sosial yang fokus pada lingkungan, gencar menyosialisasikan penggunaan popok kain sebagai alternatif popok sekali pakai. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Bloomberg Mayor Challenge 2025, di mana Surabaya menjadi satu-satunya kota dari Indonesia yang berhasil masuk dalam 50 finalis terbaik.
Sosialisasi diadakan di berbagai lokasi, termasuk RSIA Kendangsari Merr, Balai RW 2 Kelurahan Wonokromo, dan Balai RW 7 Kelurahan Wonokromo.
Kepala DLH Kota Surabaya, Dedik Irianto, menjelaskan bahwa tujuan utama program ini adalah mengubah perilaku masyarakat. “Selain sosialisasi, kami juga punya pilot project di Wonokromo dengan target 200 bayi. Perkembangannya akan dipantau hingga Oktober untuk melihat keberhasilannya,” kata Dedik, Jumat (5/9/2025).
Manfaat Popok Kain: Lingkungan Sehat, Keuangan Hemat
Dedik menyebut ada empat manfaat utama dari penggunaan popok kain:
- Mengurangi Sampah: Popok sekali pakai mendominasi 40 persen sampah anorganik di Surabaya, termasuk di sungai. Dengan popok kain, pencemaran lingkungan dapat berkurang drastis.
- Kesehatan Bayi: Popok kain yang terbuat dari katun dapat mengurangi risiko ruam dan infeksi saluran kencing pada bayi yang sering terjadi akibat bahan plastik pada popok sekali pakai.
- Ekonomis: Penggunaan popok kain jauh lebih hemat. Biaya popok sekali pakai bisa mencapai ratusan ribu rupiah per bulan, sedangkan popok kain bisa digunakan berulang kali.
- Pemberdayaan Ekonomi: Produksi popok kain ini juga memberdayakan kaum wanita dan penyandang disabilitas di Surabaya.
Pemkot Surabaya juga menjalin kerja sama dengan rumah sakit, salah satunya RSIA Kendangsari. Rencananya, paket melahirkan di rumah sakit akan mencakup popok kain sebagai alat peraga. Dengan begitu, tenaga medis seperti dokter dan bidan juga turut andil dalam mengedukasi masyarakat.
Founder dan CEO Bumbi, Celia Siura, mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah membuat Surabaya bebas dari sampah popok dan pembalut. “Selama ini masyarakat belum banyak yang tahu soal popok kain. Dengan edukasi dan pembagian tester, kami ingin mereka merasakan langsung manfaatnya,” ujar Celia.
Dalam edukasinya, Celia menekankan pentingnya mencintai lingkungan dengan tidak membuang sampah ke sungai. Ia mengingatkan bahwa air sungai merupakan bahan baku PDAM untuk kebutuhan air masyarakat.
“Jadi kami ingin juga mengajarkan masyarakat bahwa air yang mereka minum saat ini itu tercemar popok sekali pakai,” tegasnya.
Celia menambahkan, sosialisasi ini juga mengajak orang tua untuk langsung mencoba penggunaan popok kain dengan memberikan tester gratis. “Tujuannya supaya masyarakat merasakan dulu, kemudian mereka mengadopsi dan memilih menggunakan popok kain ketimbang popok sekali pakai,” pungkasnya.
(Res)











