Ditulis oleh Titien Ruswanti
Mahasiswa S2 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Universitas Negeri Surabaya
Bullying atau perundungan sebenarnya tindakan ini sudah ada sejak dulu, di era abad 21 ini kasus Bullying menjadi viral dimana-mana, dikarenakan masyarakat lebih mudah mengetahui informasi terkait dengan kasus-kasus dan dampak dari Bullying terutama menimpa anak-anak dan remaja. Kasus Bullying di masa sekarang memang tidak boleh dianggap remeh karena perlakuan bullying tidak hanya tindakan mengganggu, mengusik, menyakiti baik secara fisik atau psikis. Tindakan ini bisa dalam bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik yang dilakukan secara berulang kali, bahkan lebih parahnya lagi jika tindakan Bullying ini dilakukan secara online atau cyber bullying, lewat media sosial dan lewat platform lainnya yang memungkinkan terjadinya tindakan bullying yang dapat dilihat secara bebas oleh masyarakat luas. Jika itu dilakukan secara berkepanjangan sangat mempengaruhi psikologi seseorang salah satunya adalah anak-anak. Sasaran Bullying biasanya seseorang atau anak yang kurang percaya diri, kurang bersosialisasi sehingga sedikit teman, kurang pandai dalam berkomunikasi, kurang mampu membela diri, adanya ketidaksempurnaan dalam fisik maupun psikis sehingga merasa dikucilkan. Dari karakter tersebut merupakan sasaran yang paling dicari bagi pelaku Bullying dan dilakukan secara personal maupun dengan komunitasnya, mirisnya jika dilakukan dengan bermacam-macam tindakan kekerasan bullying. Dampak yang sangat vital adalah pada psikologis yang mengakibatkan gangguan mental, seperti:
1. Depresi, dikarenakan sering terjadi penekanan sehingga tidak bisa melakukan perlawanan apalagi penekanan tersebut dilakukan secara berkepanjangan
2. Gangguan kecemasan, anak yang mengalami Bullying akan merasa cemas dan serba salah dalam segala aktivitas.
3. Gangguan fisik, riset menunjukkan bahwa seseorang yang menjadi korban Bullying memiliki tingkat protein dalam aliran darah yang berhubungan dengan melawan infeksi, bahkan hingga dewasa yang mempengaruhi kesehatan fisik jangka panjang.
4. Selalu mengucilkan diri, cenderung menyendiri karenamerasa tidak ada orang yang bisa dipercaya.
5. Merasa tidak aman di sekolah, maraknya kasus Bullying yang dilakukan di sekolah yang terlepas dari pengawasan orang tua, sehingga korban merasa ddirinya tidak ada yang melindungi saat dirinya mendapatkan perlakuan Bullying.
6. Anak yang mendapatkan perlakuan Bullying berdampak akan mengembangkan konsep diri yang buruk karena merasa trauma.
Dari dampak psikologis diatas akibat kasus Bullying jika ini tidak ditanggulangi secara dini akan mengakibatkan sesuatu permasalahan yang sangat serius dan perlu penanganan yang sangat lama dalam memulihkan psikis dan kepercayaan diri anak, oleh karena itu perlu kolaborasi antara orang tua, masyarakat, guru dan lingkungan untuk bersama-sama mencegah terjadinya Bullying anak, supaya anak-anak memperoleh haknya dalam perlindungan anak.