Jakarta, analisapublik.id –

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wahid mengingatkan adanya potensi perluasan awan panas dan aliran lahar mengingat status Gunung Semeru masih berada pada level siaga.
Dalam konferensi pers daring bertajuk “Rangkaian erupsi gunung api Sumatera-Sulawesi-Maluku-Nusa Tenggara sejak Januari 2024” di Bandung, Jawa Barat, Kamis,6/6
Wahid mengimbau dengan tegas agar masyarakat, pengunjung maupun wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
“Rekomendasi yang kami berikan untuk Gunung Semeru (3.676 meter di atas permukaan laut) ini adalah masyarakat atau pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi),” ujar Wahid.
Selain itu, pihaknya juga telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat yang berada di luar jarak tersebut agar tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
Sebab, area tersebut berpotensi terkena perluasan awan panas maupun aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Hasil analisis pihaknya menyimpulkan gempa-gempa vulkanik dan deformasi dangkal menjadi pemicu letusan-letusan abu kecil, aliran lava atau kubah akibat dari suplai magma hingga ketidakstabilan kubah puncak yang mengakibatkan terjadinya awan panas.
Pada kesempatan itu, ia menyampaikan rangkuman aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

Selama periode 23-31 Mei 2024, pihaknya mencatat Gunung Semeru mengalami 884 kali gempa letusan/ erupsi, 27 kali gempa guguran, 99 kali gempa hembusan, 11 kali gempa harmonik, 2 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal dan 48 kali gempa tektonik jauh. ( wan/ar)