EkbisGaya HidupHeadlinePemerintahan

Pemkot Surabaya perkuat peran guru dan orang tua cegah radikalisme

184
×

Pemkot Surabaya perkuat peran guru dan orang tua cegah radikalisme

Sebarkan artikel ini

Jakarta,analisapublik.id  -Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memperkuat sinergisitas antara sekolah dan keluarga (orang tua) dalam mencegah penyebaran paham radikalisme di kalangan anak dan remaja.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh di Kota Surabaya, Minggu, mengatakan upaya ini menjadi bagian dari kerja sama dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri untuk mengedukasi anak-anak agar lebih cerdas dan aman di dunia digital.

Ia mengatakan sekolah memiliki peran vital dalam membangun karakter dan literasi digital anak-anak.

“Di pendidikan itu kalau bisa ya ilmunya memang lebih. Kalau (misal analogi) siswanya satu, ya gurunya dua,” katanya.

Menurut Yusuf, guru tidak hanya bertanggung jawab pada akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan moral anak.

“Anak-anak ini kan harus kita siapkan di masa depan. Agamanya, karakternya, akademisnya, talenta, minat bakatnya,” katanya.

Yusuf menilai guru harus selalu siap mendampingi siswa dalam setiap perubahan era, termasuk kemajuan teknologi.

“Sebagai guru nggak boleh lelah, tidak boleh pantang menyerah, harus terus yang terbaik untuk anak-anak,” tuturnya.

Baca Juga:  Pemkot Surabaya Siapkan Rp2,5 Miliar untuk Perbaikan Fasum , Pasca Aksi Massa

Yusuf menekankan pentingnya pola pendampingan dibanding larangan dalam penggunaan gawai.

“Anak itu jangan dilarang, tapi diarahkan dan didampingi. Soalnya nanti pasti itu ada untung rugi kalau anak ketinggalan era ini,” katanya.

Menurutnya, pengaturan waktu penggunaan gawai bagi anak-anak menjadi kunci utama. Selain waktu, guru juga diminta mampu mendeteksi perubahan perilaku siswa yang berpotensi terpapar ideologi ekstrem.

“Guru-guru itu juga harus dibekali kemampuan untuk melihat, mendeteksi tanda-tanda radikalisme di lingkungan sekolah,” katanya.

Yusuf menyebut Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) yang dibentuk di setiap sekolah, juga berperan penting dalam memfasilitasi komunikasi antar-siswa.

“Satgas PPKS di sekolah itu minimal harus tahu perubahan perilaku teman-temannya,” tuturnya.

Menurutnya, keseimbangan antara pendidikan di rumah dan sekolah harus dibangun agar anak tidak hanya mengenal dunia luar, tetapi juga memahami lingkungan sekitarnya.

“Jangan sampai anak-anak itu kenal dunia luar, tapi tidak pernah tahu atau kenal dunia dalam,” ujarnya. ( wa/ar)