Surabaya, analisapublik.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tengah serius mencari referensi pengembangan kawasan metropolitan. Dalam kunjungan ke Urban Redevelopment Authority (URA) Singapore City Gallery di Singapura pada Kamis (13/11), Khofifah secara intensif mempelajari model integrasi perencanaan pembangunan dan tata ruang smart city Singapura.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari program Republic of Indonesia and Singapore (RISING) Fellowship.
“URA City Gallery ini akan menjadi referensi bagi Pemprov Jatim untuk membangun, mengembangkan kawasan yang berkonsep smart city, inklusif, dan berkelanjutan. Informasi yang disajikan komprehensif dan begitu detail,” ujar Khofifah dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Jumat (14/11).
Galeri yang dikelola langsung oleh URA tersebut menampilkan perencanaan kawasan secara holistik: mulai dari pemetaan kawasan industri, permukiman, ruang publik, pengelolaan sampah, hingga sistem aliran air, semuanya terstruktur dan terencana matang.
“Semua kawasan telah dipetakan peruntukannya secara jelas, sehingga para investor pun mendapatkan kepastian di kawasan mana mereka dapat berinvestasi,” tambahnya.
Khofifah menilai model integrasi antara perumahan, transportasi, ruang hijau, dan pengelolaan lingkungan yang diterapkan Singapura menjadi rujukan penting bagi pengembangan tata ruang di Jawa Timur, khususnya di kawasan padat seperti Gerbangkertasusila (Greater Surabaya) dan Malang Raya.
“Ini bisa dijadikan rujukan bagaimana tata ruang, perumahan, transportasi, serta pengelolaan lingkungan hidup dapat diintegrasikan dengan efektif. Ini menarik sekali,” ucapnya.
Menurutnya, keberhasilan Singapura bukan hanya pada teknologi, tetapi pada tata kelola yang kuat, visi jangka panjang, serta penerapan prinsip kota yang humanis, inklusif, dan berkelanjutan, tanpa mengorbankan bangunan bersejarah.
“Singapura berhasil dalam mengarahkan visi untuk menciptakan ruang kota yang nyaman dan meningkatkan kesejahteraan serta kualitas hidup masyarakat. Heritage building tetap dipertahankan,” tegas Khofifah.
Sebagai penyumbang ekonomi terbesar kedua di Pulau Jawa, Jawa Timur menghadapi tantangan serius, termasuk kepadatan penduduk, ketimpangan sarana, konektivitas antardaerah, serta menurunnya daya dukung lingkungan.
“Saat ini, kami tengah mengembangkan sejumlah kawasan metropolitan seperti Gerbangkertasusila atau Greater Surabaya dan Malang Raya, serta pusat-pusat pertumbuhan industri dan perkotaan baru,” jelas Gubernur.
Khofifah menyatakan ketertarikannya untuk mempelajari lebih lanjut perencanaan tata ruang yang holistik, terintegrasi dengan sistem transportasi, berbasis data, dan teknologi digital (smart city). Ia juga mengapresiasi praktik konservasi lingkungan, green building, efisiensi pengelolaan air, serta penguatan resiliensi wilayah terhadap perubahan iklim.
“Kami berharap dapat menjajaki kerja sama konkret melalui pertukaran teknis, program peningkatan kapasitas, serta kajian bersama yang dapat memperkuat kemampuan perencanaan perkotaan di Jawa Timur,” pungkasnya.
Khofifah menutup kunjungan dengan harapan bahwa hubungan Singapura dan Jawa Timur semakin erat dalam mewujudkan kota-kota yang berkelanjutan, tangguh, dan layak huni bagi generasi mendatang.
(Res)





