SURABAYA, analisapublik.id – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro bergerak agresif menyiapkan fondasi Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. Melalui dua program unggulan, Gerakan Masyarakat Makan Ikan (Gemarikan) dan Gerakan Minum Susu, Makan Daging, dan Telur (Gerimis Madu), daerah ini berupaya menekan stunting sekaligus memanfaatkan potensi pangan lokal.
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Bojonegoro, Cantika Wahono, menyebut kedua gerakan ini sebagai langkah strategis untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.
“Gerakan ini merupakan upaya bersama mencegah stunting agar pertumbuhan anak optimal. Susu, daging, ikan, dan telur adalah kunci penting bagi perkembangan fisik dan otak anak,” ujar Cantika usai acara yang digelar di Balai Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, pada Kamis (23/10/2025).
Dalam kegiatan yang melibatkan 163 penerima manfaat tersebut, Cantika menekankan bahwa gerakan ini juga berfungsi mendorong masyarakat memanfaatkan produk pangan lokal Bojonegoro serta memperkuat sinergi antar-pemangku kepentingan untuk menciptakan generasi sehat dan berkarakter.
Sekretaris Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Bojonegoro, Elfia Nuraini, menjelaskan bahwa implementasi Gemarikan dan Gerimis Madu dilakukan secara masif.
Program tersebut dilaksanakan di 17 desa di 14 kecamatan dengan sasaran total 3.000 jiwa, yang mencakup kelompok rentan seperti ibu hamil dan keluarga dengan balita stunting.
“Tujuannya jelas: meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya protein hewani, mengenalkan olahan peternakan dan perikanan bergizi, serta secara langsung mendukung UMKM pengolah hasil lokal,” kata Elfia.
Para penerima manfaat dalam acara tersebut dibekali berbagai produk olahan kaya protein, seperti abon ayam, ikan lele bumbu kuning, bakso ikan, telur, susu, dan keripik belut, sebagai edukasi variasi menu bergizi.
Dukungan terhadap program ini datang dari legislatif. Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Sri Wahyuni, yang juga Ketua TP PKK Desa Sambiroto, menyatakan harapannya agar gerakan ini tidak berhenti di kegiatan seremonial.
“Kami berharap gerakan ini tidak berhenti di kegiatan seremonial, tetapi menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakat, memastikan setiap anak mendapatkan asupan gizi terbaik,” tegasnya.
Salah satu penerima manfaat, Khotimatus Sa’adah, menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Bojonegoro karena mendapat pengetahuan baru tentang variasi olahan bergizi yang disukai anak-anak.
Melalui sinergi lintas sektor ini, Bojonegoro menunjukkan keseriusan dalam menggarap sektor gizi sebagai modal utama menuju masa depan Indonesia yang lebih sehat dan berdaya saing.
(Res)






