EkbisGaya HidupHeadline

Kemeriahan Belah Jimat Mangunharjo di Probolinggo: Padukan Tradisi dan Ekonomi Lokal

199
×

Kemeriahan Belah Jimat Mangunharjo di Probolinggo: Padukan Tradisi dan Ekonomi Lokal

Sebarkan artikel ini

Probolinggo, analisapublik.id – Tradisi tahunan Belah Jimat Mangunharjo kembali memeriahkan kawasan Kelenteng Kota Probolinggo, Jawa Timur, pada Minggu (29/6). Acara yang menampilkan arak-arakan Kentongan Lembu Suro ini berlangsung meriah dan sarat nilai budaya.

Wali Kota Probolinggo, Aminuddin, menjelaskan bahwa acara budaya ini berhasil menampilkan puluhan pertunjukan seni dari berbagai komunitas dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat sekitar. “Berbagai kesenian tradisional tampil bergantian, mulai dari tarian, musik daerah, hingga pertunjukan lintas budaya,” ujarnya.

Tak hanya itu, stan-stan kuliner lokal dari UMKM juga turut hadir, menambah semarak suasana sekaligus menggerakkan ekonomi daerah. Aminuddin mengungkapkan rencana pengembangan kawasan kelenteng menjadi destinasi wisata baru bertema Pecinan (China Town). “Sebentar lagi daerah itu akan kami buat daerah Pecinan atau China Town, makin ramai lagi, tidak hanya menunggu momen tapi bisa jadi nanti setiap hari wilayah itu menjadi ramai,” jelasnya optimis.

Dalam kesempatan ini, Aminuddin juga memperkenalkan slogan baru pembangunan kota: Bersolek (Bersih, Elok, Ramah, Sejahtera, Organik, Lestari, Edukatif, dan Kreatif).

Lurah Mangunharjo, Hari, menambahkan bahwa tradisi Belah Jimat bukan sekadar seremonial, melainkan media edukasi sejarah bagi generasi muda. “Belah Jimat Mangunharjo memberikan wawasan pada generasi muda tentang sejarah berdirinya Kelurahan Mangunharjo, mempromosikan potensi seni dan budaya, serta menggerakkan sektor perekonomian dengan melibatkan UMKM,” paparnya.

Rangkaian Belah Jimat sendiri telah dimulai sejak Jumat (27/6), diawali dengan ziarah kubur ke makam para kepala desa Mangunharjo terdahulu. Pada hari yang sama, juga digelar istigasah dan jamasan Kentongan Lembu Suro yang dibuat oleh kepala desa kedua pada tahun 1918. Puncak acara berupa arak-arakan Kentongan Lembu Suro diikuti oleh seluruh perwakilan RW se-Kelurahan Mangunharjo pada Minggu (29/6).