HeadlinePemerintahan

Layanan Kilat Kapal Pesiar Imigrasi Bekerja Sama dengan Pelni, Terapkan Immigration on Shipping

126
×

Layanan Kilat Kapal Pesiar Imigrasi Bekerja Sama dengan Pelni, Terapkan Immigration on Shipping

Sebarkan artikel ini

SURABAYA, analisapublik.id – Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimpas) secara resmi menggandeng PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) (Persero) untuk mempercepat dan mempermudah layanan keimigrasian di kapal pesiar. Kolaborasi ini diresmikan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama pada Rabu (22/10/2025).

Inisiatif yang disebut Immigration on Shipping (IoS) ini merupakan terobosan untuk memangkas birokrasi kedatangan di pelabuhan.

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman, menjelaskan bahwa IoS adalah mekanisme pemeriksaan keimigrasian yang dilakukan di atas kapal pesiar selama pelayaran menuju Indonesia.

“Dokumen seperti paspor dan visa diperiksa sebelum kapal bersandar di pelabuhan. Mekanisme tersebut mempersingkat antrean kedatangan di pelabuhan sehingga memberikan kenyamanan terhadap warga negara Indonesia yang pulang dari berlayar maupun wisatawan asing,” kata Yuldi dalam keterangan resmi, Kamis (23/10/2025).

Dalam mekanisme IoS, petugas imigrasi diberangkatkan dan bergabung ke kapal sejak di pelabuhan asal keberangkatan dari luar negeri. Di atas kapal, petugas melakukan verifikasi daftar penumpang dan awak, serta memeriksa paspor dan visa secara bertahap.

Dengan sistem ini, ketika kapal tiba di pelabuhan Indonesia, ribuan penumpang dapat langsung melanjutkan perjalanan tanpa harus antre di konter-konter imigrasi. Menurut Yuldi, mekanisme IoS ini sangat berdampak positif pada alur kedatangan, mengingat satu kapal pesiar bisa menampung ribuan orang.

Layanan IoS sejatinya sudah diuji coba dan diterapkan Imigrasi. Yuldi Yusman memaparkan, pada periode Oktober 2022 hingga April 2025, layanan IoS Ditjen Imigrasi telah melayani 215.453 penumpang kapal pesiar dari berbagai negara, dengan dominasi dari Australia (11.523 orang), Amerika Serikat (8.460 orang), dan Inggris (7.504 orang).

Bahkan, pada momen libur nasional, layanan ini menjadi krusial. Selama periode Natal dan Tahun Baru 2025, tercatat sebanyak 2.515 orang dilayani melalui mekanisme IoS. Angka ini melonjak tajam saat momentum Idulfitri 2025, di mana 18.329 orang dilayani.

Pelabuhan strategis yang kerap menjadi titik sandar meliputi Pelabuhan Benoa (Bali), Pelabuhan Labuan Bajo (NTT), Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Pelabuhan Sabang (Aceh), dan Pelabuhan Tanjung Emas (Jawa Tengah). “Pelabuhan Benoa merupakan yang paling padat, mencatatkan total 48 kapal pesiar selama periode tersebut,” tambahnya.

Kolaborasi dengan PT Pelni ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemeriksaan keimigrasian pada perlintasan masuk ke Indonesia melalui jalur laut.

“Dengan kerja sama ini, kami berharap pemeriksaan keimigrasian dapat berlangsung lebih cepat, aman, dan nyaman bagi awak serta penumpang kapal pesiar, sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap industri wisata bahari Indonesia dan ekonomi lokal pelabuhan,” pungkas Dirjen Imigrasi.

(Res)