Surabaya, analisapublik.id – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jatim kembali menggelar program Cerdas Digital (CERDIG) Pelatihan AI untuk Aparatur Sipil Negara (ASN). Berkolaborasi dengan AI Center Universitas Brawijaya (UB), pelatihan kali ini mengusung tema “Penerapan Agentic AI untuk Sistem Otomasi Berbasis LLM”. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Anjasmoro Diskominfo Jatim pada Rabu (16/7/2025).
Pelatihan ini diikuti oleh 50 peserta perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Jatim dan merupakan kelanjutan dari sesi sebelumnya. Dua narasumber utama dari UB hadir untuk berbagi ilmu, yaitu Rizal Satya Perdana dari Departemen Teknik Informatika dan Cries Avian dari Departemen Teknik Elektro. Rizal Satya Perdana membuka sesi pertama dengan menegaskan bahwa pelatihan ini tidak berhenti pada pemahaman konsep semata. Sebaliknya, pelatihan ini diarahkan pada penerapan nyata di Unit Perangkat Daerah (UPD). Peserta dituntut mampu menyusun dan mengembangkan use case yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing instansi.
Dalam sesi ini, peserta diperkenalkan pada berbagai penerapan agentic AI melalui demonstrasi bisnis dan praktik langsung. Tantangan teknis seperti integrasi Telegram dengan platform otomasi n8n dibahas secara rinci. Bahkan, fitur pengambilan informasi melalui RSS feed juga diperkenalkan.
“Untuk percepatan implementasi, diperlukan dukungan dari staf IT yang memiliki kemampuan pemrograman. Pengelola web dan sistem informasi harus proaktif karena AI agent akan digunakan untuk merespons permintaan secara otomatis dengan jadwal tertentu,” jelas Rizal.
Sebagai contoh implementasi, ia menyinggung pemanfaatan n8n di UB untuk menyaring konten tidak layak di website, termasuk iklan dan pornografi. Ia juga menjelaskan dua opsi instalasi n8n: secara lokal di perangkat internal atau menggunakan layanan cloud.
Pentingnya Prompt Engineering dalam Mengendalikan LLM
Sesi kedua diisi oleh Cries Avian yang mengupas pentingnya prompt engineering dalam mengendalikan LLM (Large Language Model). Menurutnya, meskipun LLM bersifat mandiri, hasil yang diberikan bisa melenceng dari konteks jika prompt tidak dirancang dengan tepat.
“Untuk mendapatkan hasil yang akurat, prompt harus dirancang secara spesifik, termasuk format jawaban dan contoh. Semakin jelas prompt yang digunakan, maka output AI akan semakin relevan,” ujarnya.
- Ia menjelaskan beberapa teknik dalam prompt engineering, antara lain:
- Zero-shot prompt: tidak memberikan contoh sama sekali
- One-shot prompt: memberikan satu contoh
- Few-shot prompt: memberikan beberapa contoh
- Chain-of-Thought (CoT): mendorong model berpikir langkah demi langkah
“Yang paling sering kita gunakan adalah CoT dan kombinasi prompting lainnya. Kita harus memperlakukan model seolah mengikuti SOP yang kita buat,” tambahnya.
Wujudkan Birokrasi Digital dengan Workflow Konkret
Pelatihan ditutup dengan praktik langsung menyusun workflow menggunakan LLM yang terintegrasi dengan AI Agent tools. Peserta diminta menyusun alur kerja berdasarkan kebutuhan OPD masing-masing, dimulai dari penentuan trigger, integrasi layanan eksternal, hingga bentuk output akhir.
Rizal menekankan pentingnya tugas akhir pelatihan, sehingga diharapkan peserta mampu menghasilkan workflow yang konkret dan relevan dengan aktivitas di OPD-nya, sebagai bentuk nyata dari adopsi agentic AI dalam birokrasi digital. (Res)





